Jumat, 28 Juni 2013

"Aku Mohon..."

Aku mohon...
Aku mohon kepadamu, yang merindukanku.
Namun engkau yang telah mengisi kerinduanmu oleh orang lain.

Aku yang sebenarnya melayang, terbang dengan sayap kerinduanmu, diiringi bunga-bunga, ditemani burung-burung. Aku yang ingin mengisi semua penjuru, meneriaki bahwa aku sangat-sangat bahagia, aku yang merindukanmu, engkau juga yang merindukanku, rindu padamu!!! Namun aku malu... entah bagaimana aku akan membalas, menyampaikkan kerinduan ini...

Aku yang merindukanmu juga... namun... aku yang tak mampu bagaimana menyampaikannya. Aku yang membohongi diri ini, aku juga yang membohongi dirimu. Ketika aku dengan kuasa, tak seharusnya kau merindukanku. Entah... apa yang membuatku kuasa untuk mengungkapkan itu. Namun, jelas hati ini berontak, darah ini mengalir tersendat, dan pikiran ini sontak mengulang rekaman saat-saat bersama, memaksaku menyaksikan saat-saat kita bersama untuk menguatkan, bahwa kerinduan ini pun aku rasakan kepadamu.

Maafkan...
Ternyata, aku kecewa pada diri ini. Kecewa telah membohongi perasaan ini. Ternyata, aku kecewa pada dirimu. Kecewa telah mengisi kerinduamu untukku, digantikan oleh orang lain yang cepat menghampiri, mengisi perasaanmu. Kecewa, engkau yang cepat mengalihkan perasaanmu untuk orang lain.

Aku mohon...
Aku mohon, jangan engkau anggap aku sebagai malam. Gelap. Malam yang tak tahu apa-apa karna kegelapan. Hitam. Justru, ketika angkau anggap aku tak tahu apa-apa, aku mengetahui, terangnya dirimu apa yang dilakukan. Jelas.

Aku mohon...
Aku mohon, jangan engkau anggap aku sebagai angin. Angin lalu. Justru, ketika engkau anggap aku angin, angin yang memberikan kehidupan padamu, mengelilingi hidupmu, menyelimuti hidupmu, namun yang tak kau anggap. Percuma. Angin akan tetap berada dekat denganmu. Kasihinilah... jika aku dianggap angin yang selalu berada dalam hidupmu, namun kau acuhkan. Percuma.

Aku mohon...
Aku mohon, jangan engkau anggap pula aku sebagai pohon yang berada ditempat. Berteduh, seenaknya. Pergi, ketika ada yang lebih indah. Datang, dan pergi lagi. Karna engkau anggap aku pohon yang tak bisa berpindah, aku yang hanya bisa bungkam. Tak mampu apa yang ku rasakan, tak mampu apa yang mau ku ungkapkan. Engkau yang tak mampu memahami...

Maafkanlah... aku yang memohon...
Aku mohon...
Aku mohon kepadamu, yang merindukanku.
Namun engkau yang telah mengisi kerinduanmu oleh orang lain.
Aku mohon...
Jangan, engkau patahkan sayapku yang dibuatmu sendiri untuk terbang,
Lalu...
Lalu benar engkau patahkan sayap ini, yang membuatku terjatuh.
Tersungkur, sendirian, tersakiti...
Lalu...
Lalu engkau mengobati sayap ini, yang membuatku mengepak.
Perlahan untuk terbang, menggapai kebahagian bersamamu...
Namun...
Engkau yang telah mengisi kerinduanmu oleh orang lain.
Engkau patahkan lagi sayapku yang dibuatmu untuk terbang,
Lalu...
Lalu benar engkau patahkan sayap ini, yang membuatku terjatuh.
Tersungkur, sendirian, tersakiti... lagi...
Aku mohon....
Jangan engkau membuat ku terbang, jika engkau juga yang membuat ku terjatuh.
Aku mohon...
Ijinkanku terbang bebas... tanpa mematahkan lagi
Atau...
Ijinkan kuberjalan bebas... tanpa mengobati sayapku lagi


Bahagiakanlah dirimu, namun jangan kau seret aku, jika aku bukan kebahagianmu... karna aku bukanlah penonton...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar