Aku mohon...
Aku mohon kepadamu, yang merindukanku.
Namun engkau yang telah mengisi kerinduanmu oleh orang
lain.
Aku
yang sebenarnya melayang, terbang dengan sayap kerinduanmu, diiringi
bunga-bunga, ditemani burung-burung. Aku yang ingin mengisi semua penjuru,
meneriaki bahwa aku sangat-sangat bahagia, aku yang merindukanmu, engkau juga
yang merindukanku, rindu padamu!!! Namun aku malu... entah bagaimana aku akan
membalas, menyampaikkan kerinduan ini...
Aku
yang merindukanmu juga... namun... aku yang tak mampu bagaimana
menyampaikannya. Aku yang membohongi diri ini, aku juga yang membohongi dirimu.
Ketika aku dengan kuasa, tak seharusnya kau merindukanku. Entah... apa yang
membuatku kuasa untuk mengungkapkan itu. Namun, jelas hati ini berontak, darah
ini mengalir tersendat, dan pikiran ini sontak mengulang rekaman saat-saat
bersama, memaksaku menyaksikan saat-saat kita bersama untuk menguatkan, bahwa
kerinduan ini pun aku rasakan kepadamu.
Maafkan...
Ternyata,
aku kecewa pada diri ini. Kecewa telah membohongi perasaan ini. Ternyata, aku
kecewa pada dirimu. Kecewa telah mengisi kerinduamu untukku, digantikan oleh
orang lain yang cepat menghampiri, mengisi perasaanmu. Kecewa, engkau yang
cepat mengalihkan perasaanmu untuk orang lain.
Aku
mohon...
Aku
mohon, jangan engkau anggap aku sebagai malam. Gelap. Malam yang tak tahu
apa-apa karna kegelapan. Hitam. Justru, ketika angkau anggap aku tak tahu
apa-apa, aku mengetahui, terangnya dirimu apa yang dilakukan. Jelas.
Aku
mohon...
Aku
mohon, jangan engkau anggap aku sebagai angin. Angin lalu. Justru, ketika
engkau anggap aku angin, angin yang memberikan kehidupan padamu, mengelilingi
hidupmu, menyelimuti hidupmu, namun yang tak kau anggap. Percuma. Angin akan
tetap berada dekat denganmu. Kasihinilah... jika aku dianggap angin yang selalu
berada dalam hidupmu, namun kau acuhkan. Percuma.
Aku
mohon...
Aku
mohon, jangan engkau anggap pula aku sebagai pohon yang berada ditempat. Berteduh,
seenaknya. Pergi, ketika ada yang lebih indah. Datang, dan pergi lagi. Karna engkau
anggap aku pohon yang tak bisa berpindah, aku yang hanya bisa bungkam. Tak mampu
apa yang ku rasakan, tak mampu apa yang mau ku ungkapkan. Engkau yang tak mampu
memahami...
Maafkanlah...
aku yang memohon...
Aku mohon...
Aku mohon
kepadamu, yang merindukanku.
Namun engkau
yang telah mengisi kerinduanmu oleh orang lain.
Aku mohon...
Jangan,
engkau patahkan sayapku yang dibuatmu sendiri untuk terbang,
Lalu...
Lalu
benar engkau patahkan sayap ini, yang membuatku terjatuh.
Tersungkur,
sendirian, tersakiti...
Lalu...
Lalu engkau
mengobati sayap ini, yang membuatku mengepak.
Perlahan
untuk terbang, menggapai kebahagian bersamamu...
Namun...
Engkau
yang telah mengisi kerinduanmu oleh orang lain.
Engkau
patahkan lagi sayapku yang dibuatmu untuk terbang,
Lalu...
Lalu
benar engkau patahkan sayap ini, yang membuatku terjatuh.
Tersungkur,
sendirian, tersakiti... lagi...
Aku mohon....
Jangan
engkau membuat ku terbang, jika engkau juga yang membuat ku terjatuh.
Aku mohon...
Ijinkanku
terbang bebas... tanpa mematahkan lagi
Atau...
Ijinkan
kuberjalan bebas... tanpa mengobati sayapku lagi
Bahagiakanlah
dirimu, namun jangan kau seret aku, jika aku bukan kebahagianmu... karna aku bukanlah
penonton...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar