Langkahku mendekat saat gerbang hitam
membuka awal langkahku dalam sebuah cerita yang tersembunyi. Tak terasa waktu
begitu cepat, sapaan, senyuman manis yang menyambutku penuh dengan kelembutan.
Meski aku rasa mentari tak mampu menyinari hitamku. Tapi kegagalan ini sebuah
awalku untuk melangkah, ke pilihan yang terbaik, dan ke sebuah cerita manis
yang membawa kenangan dalam hati dihidupku J
Seraut polos, kuncir dua dengan pita merah putih diantara topi formal yang
berwarna biru. Terdengar jelas seseorang berbicara aba-aba pada kita
siswa-siswi SMA Pasundan 2 Bandung. Tergerak hatiku lemas dibawah terik
matahari, inilah awal perjalanan yang mungkin bahwa hatiku tak pernah
menginginkannya. Namun, setelah semua yang telah terjalani, ku sadar inilah
jalan pilihan yang terbaik. Bukan untuk kisahku, tapi kisah kecil untuk sahabat
dan tempat yang telah kumiliki dalam kenangan yang tak bisa terhapus J
Sahabatku,
Tiga tahun begitu cepat rasanya untuk kita saling memahami. Meski aku hanya
bisa membisu, dan berbicara dalam hati karena aku tak mampu mengungkapkannya.
Engkau kini begitu dewasa, sangat dewasa. Detik-detik terakhir kita dapat
menikmati kebahagiaan di sebuah sekolah kecil namun seperti emas. Guru-guru,
orang tua kita disekolah yang selalu membuka dekapan tangannya dengan senyuman
penuh haru. Pagi yang cerah mengantarkan kita kesebuah kedisiplinan yang
terkadang terkantuk ataupun tak pernah ingin menjumpainya. Tapi kini kita telah
berhasil.
Tata sapa yang lembut, dengan sedikit celotehan, yang disebut guru killer
ataupun guru yang menjadi idola kita. Figure ayah ataupun ibu yang selalu
menjadi sisi malaikat tanpa sayap. Mereka adalah guru kita, harapan kita. Namun
mereka tidaklah seseorang yang kita korbankan untuk sebuah perjuangan, tapi
motivator disetiap langkah yang kita pilih.
Begitu kesal hati ini saat engkau
mulai ditegur ataupun dikritik oleh celotehan yang kolot!! Tapi smua yang telah
menjadi ingatan buat kita, semua itu akan menjadi sebuah kerinduan yang tak
pernah bisa kita tahan saat memejamkan mata.
Sahabat,
Disaat kita tertawa lepas, menangis dalam do’a yang selalu menjaga dengan
kehangatan dan kebersamaan. Nakalnya seorang teman, sampai ada yang tak pernah
bicara sedikitpun. Semua itu begitu indah. Hari-hari disaat kita bersama,
disaat kita menjadi diri kita sendiri adalah kebanggaan untuk kalian. Kini,
masa depan telah didepan mata. Apakah yang bisa kita pilih itu yang terbaik?
Sahabat, semua itu adalah proses,
perjalanan yang harus kita lalui. Ada saatnya kita harus begitu dewasa dalam
sebuah mimpi. Ada saatnya kita harus membuka tangan disaat kita jauh dan saling
membutuhkan. Aku begitu bahagia memiliki semua yang telah terkenangkan, cerita
cinta, persahabatn, sampai hal-hal yang tak pentingpun. Memiliki semua sahabat
seperti kelas pengkritik AC. Itu tak’kan pernah terlupa, meski awal kita tidak
pernah menyapa, namun waktu itu membuat kita memiliki sebuah keluarga.
Begitu
dingin…
Hati
yang berawal tak saling memiliki
Waktu
pergi tak ada arti
Menusuk
hati ingatkan sebuah mimpi
Berharap
pada senja yang berganti malam
Berangan
dengan tujuan
Satu
cinta pada sebuah perkenalan
Sedikit
hangat,
Waktu
berganti senja yang tak’kan kembali pagi
Mengikat
kelingking sebuah jari
Mengukur
sebuah perkenalan dalam satu cinta
Kelas
yang begitu membisu
Disana
kalian berdiri
Menggenggam
sebuah bintang
Bintang
yang penuh mimpi, bintang yang penuh arti.
Sahabat,
Jangan
lepaskan..
Waktu
ini tak’kan menjadi malam,
Waktu
ini tak’kan mejadi harapan
Waktu
ini hanyalah mimpi
Mimpi
saat engkau berdiri..
Membawa
bintangmu,
Tuk
lihatkan kepada semua yang telah menjadi diri ini seperti ini..
Terimakasih
sekolahku,
Terimakasih
malaikat tak bersayap
Terimakasih
sahabat
Terimaksih
Terimakasih..
Semua
yang membisu..
Hari
ini begitu berarti,
Untuk
mengenal kalian,
Mengenal
sebuah perkenalan,
Dan
menyimpan kenangan ini yang penuh arti.
Dihati…
Waktu ini begitu cepat untukku belajar
memahami dan menikmatinya. Kalian kini telah dewasa ada saatnya kita harus
mandiri dan melakukan semua dengan keputusan dan pilihan Karena hanya
tangan-tangan inilah yang akan menentukan semuanya. Semangat !!! gapai semua impianmu
walau ada saatnya nanti kita merasakan terjatuh dan akan temuakan hidup yang
sesungguhnya.. sukses ya ^,^
Imas
Gustiani Mae Karlina
Lembang, April 2011
XII IPA 4 2011