Jumat, 09 Maret 2012

Surat Untuk Sahabat (Imas Gustiani Mae Karlina)


Langkahku mendekat saat gerbang hitam membuka awal langkahku dalam sebuah cerita yang tersembunyi. Tak terasa waktu begitu cepat, sapaan, senyuman manis yang menyambutku penuh dengan kelembutan. Meski aku rasa mentari tak mampu menyinari hitamku. Tapi kegagalan ini sebuah awalku untuk melangkah, ke pilihan yang terbaik, dan ke sebuah cerita manis yang membawa kenangan dalam hati dihidupku J

            Seraut polos, kuncir dua dengan pita merah putih diantara topi formal yang berwarna biru. Terdengar jelas seseorang berbicara aba-aba pada kita siswa-siswi SMA Pasundan 2 Bandung. Tergerak hatiku lemas dibawah terik matahari, inilah awal perjalanan yang mungkin bahwa hatiku tak pernah menginginkannya. Namun, setelah semua yang telah terjalani, ku sadar inilah jalan pilihan yang terbaik. Bukan untuk kisahku, tapi kisah kecil untuk sahabat dan tempat yang telah kumiliki dalam kenangan yang tak bisa terhapus J

            Sahabatku,

            Tiga tahun begitu cepat rasanya untuk kita saling memahami. Meski aku hanya bisa membisu, dan berbicara dalam hati karena aku tak mampu mengungkapkannya. Engkau kini begitu dewasa, sangat dewasa. Detik-detik terakhir kita dapat menikmati kebahagiaan di sebuah sekolah kecil namun seperti emas. Guru-guru, orang tua kita disekolah yang selalu membuka dekapan tangannya dengan senyuman penuh haru. Pagi yang cerah mengantarkan kita kesebuah kedisiplinan yang terkadang terkantuk ataupun tak pernah ingin menjumpainya. Tapi kini kita telah berhasil.

            Tata sapa yang lembut, dengan sedikit celotehan, yang disebut guru killer ataupun guru yang menjadi idola kita. Figure ayah ataupun ibu yang selalu menjadi sisi malaikat tanpa sayap. Mereka adalah guru kita, harapan kita. Namun mereka tidaklah seseorang yang kita korbankan untuk sebuah perjuangan, tapi motivator disetiap langkah yang kita pilih.

Begitu kesal hati ini saat engkau mulai ditegur ataupun dikritik oleh celotehan yang kolot!! Tapi smua yang telah menjadi ingatan buat kita, semua itu akan menjadi sebuah kerinduan yang tak pernah bisa kita tahan saat memejamkan mata.

            Sahabat,

            Disaat kita tertawa lepas, menangis dalam do’a yang selalu menjaga dengan kehangatan dan kebersamaan. Nakalnya seorang teman, sampai ada yang tak pernah bicara sedikitpun. Semua itu begitu indah. Hari-hari disaat kita bersama, disaat kita menjadi diri kita sendiri adalah kebanggaan untuk kalian. Kini, masa depan telah didepan mata. Apakah yang bisa kita pilih itu yang terbaik?

Sahabat, semua itu adalah proses, perjalanan yang harus kita lalui. Ada saatnya kita harus begitu dewasa dalam sebuah mimpi. Ada saatnya kita harus membuka tangan disaat kita jauh dan saling membutuhkan. Aku begitu bahagia memiliki semua yang telah terkenangkan, cerita cinta, persahabatn, sampai hal-hal yang tak pentingpun. Memiliki semua sahabat seperti kelas pengkritik AC. Itu tak’kan pernah terlupa, meski awal kita tidak pernah menyapa, namun waktu itu membuat kita memiliki sebuah keluarga.

Begitu dingin…
Hati yang berawal tak saling memiliki
Waktu pergi tak ada arti
Menusuk hati ingatkan sebuah mimpi

Berharap pada senja yang berganti malam
Berangan dengan tujuan
Satu cinta pada sebuah perkenalan

Sedikit hangat,
Waktu berganti senja yang tak’kan kembali pagi
Mengikat kelingking sebuah jari
Mengukur sebuah perkenalan dalam satu cinta
Kelas yang begitu membisu

Disana kalian berdiri
Menggenggam sebuah bintang
Bintang yang penuh mimpi, bintang yang penuh arti.

Sahabat,
Jangan lepaskan..
Waktu ini tak’kan menjadi malam,
Waktu ini tak’kan mejadi harapan
Waktu ini hanyalah mimpi

Mimpi saat engkau berdiri..
Membawa bintangmu,
Tuk lihatkan kepada semua yang telah menjadi diri ini seperti ini..

Terimakasih sekolahku,
Terimakasih malaikat tak bersayap
Terimakasih sahabat
Terimaksih
Terimakasih..
Semua yang membisu..
Hari ini begitu berarti,
Untuk mengenal kalian,
Mengenal sebuah perkenalan,
Dan menyimpan kenangan ini yang penuh arti.
Dihati…


Waktu ini begitu cepat untukku belajar memahami dan menikmatinya. Kalian kini telah dewasa ada saatnya kita harus mandiri dan melakukan semua dengan keputusan dan pilihan Karena hanya tangan-tangan inilah yang akan menentukan semuanya. Semangat !!! gapai semua impianmu walau ada saatnya nanti kita merasakan terjatuh dan akan temuakan hidup yang sesungguhnya.. sukses ya ^,^

Imas Gustiani Mae Karlina
Lembang, April 2011
XII IPA 4 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar