Tentang
Mama…
Beliau
satu-satunya mamaku, yang tak akan pernah terganti…
Beliau
hanya mempunyai satu suami, dan tiga anak cwe, cwo, cwe. Dan cwe yang terakhir
itu aku, yaitu anaknya, anak bungsunya, anak yang paling shaleh, baik, berbakti
(itu juga kadang-kadang sih), daaaannn yang baik-baiknya ada pada anaknya yang
terakhir ini, aku!.
Mama
anak ke tiga dari enam bersaudara. Mama anak perempuan ke tiga dari empat
bersaudara. Mama terlahir dari keluarga sederhana. Abu (panggilan mamanya mama
atau tepatnya nenekku) beliau ibu rumah tangga, yang meninggalkan anak-anaknya
termasuk Mama, diusia yang masih sangat muda. Menurut cerita Mama, Abu meninggal
karna sakit. PakAki (panggilan kakekku) dia seorang ayah yang bekerja sebagai
mandor. PakAki dikenal sangat-sangat galak pada anaknya. Sebenernya bukan galak
sih, tapi tegas. Mungkin, karna ketegasannya yang sangat luar biasa dari
biasanya, PakAki disebut-sebut galak.
Aku
bangga pada Mama. Betapa tidak?... Mama satu-satunya perempuan dari
saudara-saudara perempuannya yang bekerja diluar kerjaanya sebagai ibu rumah
tangga. Dari ketengguhannya, kesabarannya, kesahalehannya, kesopan
santunnanyalah, Mama diterima bekerja di Perusahaan Swasta Kimia Farma Bandung.
Kenapa? Karna sebelumnya, Mama berulang-ulang melamar kerja yang berulang kali
juga Mama mendapatkan penolakan. Karna waktu jaman itu, bahwa perempuan dipandang
yang tidak pantas bekerja, ditambah Mama tidak memenuhi Ijasah yang menjadi
persyaratan untuk bekerja diperusahaan itu.
Ihktiarlah
jalan yang tak pernah putus yang ditempuh Mama. Apalagi, waktu itu perekonomian
keluarga kecilnya cukup memprihatinkan. Ditambah adiknya (yang sekarang adalah
Bibiku) menjadi tanggung jawabnya mulai dari makanan, pakaian, sekolah, dan lain-lain
adalah tanggungan Mama. Karna Abu yang meninggalkan Mama dan
saudara-saudaranya, ditambah PakAki yang sengaja ikut-ikutan meninggalkan
anak-anaknya dengan cara menikah lagi, mungkin itu sebagai solusi PakAki
meninggalkan kegalauan.
Mama
ga berhenti disitu saat penolakan berulangkali terlontar. Mama coba cari
peluang lain, Karna Mama memang perempuan yang pandai memasak, Mama dan Adiknya
berjualan hasil masakan mereka. Menjajakan dagangannya dengan berkeliling
kampung. Tapi… apalah hasil jualannya tidak selalu menjanjikan pada
kehidupannya, keluarga kecil Mama.
Sebenarnya…
bukan karna Mama tak punya rasa malu untuk kembali melamar ke tempat perusahan
itu, tapi untuk orang-orang yang dicintai, dan disayanginyalah Mama menutup
malunya untuk menjanjikan kehidupan yang lebih baik persembahan pada mereka.
Memang
benar, ikhtiar tanpa do’a yang dipanjatkan tidak akan melunasi ikhtiar dari
usaha kita. Waktu itu Mama… melakukan Mutih, yang etah berapa lama. Tujuan Mama
Mutih, bukan karna ingin diterima do’a untuk bekerja, tapi untuk melatih dan
menambah kerohaniannya Mama.
Pada
saat itu pula Mama dipanggil untuk bekerja diperusahaan yang berulangkali
menolaknya. Entahlah ekspresi yang ditampilkan Mama seperti apa, yang pasti Mama
sangat-sangat bahagia. Pada saat itu pula Mamah mengabdi pada perusahaan itu
yang sebagian besar telah mempengaruhi kehidupan Mama dan Keluarga menjadi
lebih baik. Namun… bukan berarti Mamaku meninggalkan kewajiban sebagai Istri,
dan Ibu untuk anak-anaknya saat menerima pekerjaan itu. Tapi, Mama tetap setia
melayani sebagai Istri dan bertanggung jawab sebagai ibu anak-anaknya.
Tentang
yang lain dari Mama… konsisten
Meski
semenjak Mama Bekerja, dan mendapatkan penghasilan sendiri, Mama tidak pernah
memberikan keinginan anak-anaknya yang akan melenakan anak-anaknya sendiri, dan
menjadi anak yang mempunyai keinginan tanpa adanya usaha.
Yaa…
aku sebagai anaknya, secara tidak langsung, ketika aku mempunyai keinginan
tanpa memperlihatkan usahaku pada Mama, beliau dengan tegas tidak akan memenuhi
keinginanku. Dengan begitu secara tidak langsung, Mama mengajarkan anaknya
untuk berusaha ketika mempunyai keinginan. Aturan dalan keluarga Mama yang
selalu tegas atas konsisten komitmennya dalam mendidik anak-anaknya pun terasa
jelas. Mama tidak pernah labil dalam mendidik anaknya, Ya… karna Mama tahu,
ketika dia mendidik dengan labil, maka secara otomatis anak-anaknya akan tidak
mempunyai kekomitmenan/kekonsistenan pada diri anaknya yang akan mempengaruhi/merugikan
orang lain. *1
*1singkatnya:
Jika Orang Tua mendidik anaknya dengan labil, maka kemungkinan anaknyapun akan
labil/tidak adanya kekomitmenan pada diri anaknya ataupun kepada orang lain.
Meski dalam Teori Perkembangan, usia Remaja itu rentan akan mengalami
Kelabilan, namun sedikit banyak mendidik anak dengan tidak labil atau dengan konsisten
akan mempengaruhi kepada anaknya yang mempunyai kekonsistenan.
Seperti
saat aku ingin membeli Kamera. Sebenernya, Mama bisa saja membelikanku Kamera.
Tapi, karna tujuanku yang tidak jelas ingin memiliki si Kamera dan itu hanya
keinginan saja yang beda dengan kebutuhan seperti buku, Mama menjanjikan akan
membelikan ketika akupun harus mempunyai sebagian harga uang untuk kamera itu.
Itu yang biasa Mama lakukan, kejem sih, tapi ampuh juga supaya akunya rajin
nabung. Mamah tau mana posisi yang akan dia penuhi pada anaknya. seperti Buku,
padahal Buku Novel, Mama bakal membelikannya karna itu sedikit banyak akan
mempengaruhi belajarku, meskipun tetep ada batesan-batesannya kalo mau punya
novel.
Tentang
yang lain dari Mama… Melankolis
Mungkin
ketegasan Mama diturunkan dari PakAki. Meski begitu, Mama seorang ibu yang
Melankolis. Ketika anak-anaknya dihadapkan masalah, Mama selalu dibelakang
untuk mendorong Anak-anaknya untuk menerjang masalah itu dan tetap maju. Ketika
itu pula Mama memberi support dengan petuah-petuahnya. Sangat bijak ketika
memberikan petuah, dimanapun posisi anaknya, saat diposisi salah ataupun benar.
Mama
selalu menguatkan pada anak-anaknya dengan goresan senyuman menyakinkan, namun kulihat
yang terasa semakin terlihat lemah senyuman itu karna gurat kriputnya, dan
sinar matanya yang menguatkan. Tapi… bagaimanalah seorang Mamaku ini, meski
petuahnya mengalir, penguatan pada anaknya terasa kokoh, namun dirinya ikut
pilu menangis merasakan apa yang terjadi pada anaknya. Meski Mama berusaha
professional untuk menahan tangisannya, tetap Mama selalu aku curi dengan
memandang sujud, do’anya dengan guliran air mata untuk anak-anaknya.
Kesedihan
Mamapun akan muncul ketika anaknya tidak mempunyai Etika prilaku yang tidak
sopan santun, atau membangkang dari kehendaknya. Karna Mama merasa, bahwa
beliau tidak punya banyak waktu untuk mendidik sepenuhnya dengan membagi
waktunya dengan bekerja. Saat aku pulang malam pun, Mama bakalan nangis, meski
anaknya ini uda ngabarin bakal pulang telat. Kalau uda begitu, Mama bakalan
diemin aku, tanpa sepatah katapun. Buat pelajaran katanya, biar anaknya kapok.
Saat
salah satu anaknya ini sakit, Mama pun akan benar-benar berkali lipat sibuknya
untuk menyehatkan anaknya kembali. Lagi-lagi, ketika anaknya sakit sekalipun
tidak parah, Mama selalu menguraikan air matanya, entah mengapa. Mama ini, akan
mengusap-usap kening dan memeluk dekap anaknya. Bahkan Mama meminta jika
anaknya ini sakit, biarlah dia yang menjadi tukarannya.
Sakit
anak-anaknyalah yang membuat benar-benar khwatir bagi Mama. Beliau merasa tidak
berguna sebagai Ibu. Karna tidak menjaga dengan utuh, menemani dan memenuhi
perkembangannya secara utuh seperti ibu rumah tangga lainnya karna membagi
waktunya untuk bekerja.
“Tapi
Maaah… itu Cuma perasaan Mama. Mama telah menjadi ibu yang benar-benar luar
biasa untuk kami, anakmu Mah…”
Mama
juga tak jarang ketika anaknya memberikan kabar yang baik, apalagi soal
prestasi, atau anaknya ini mendapatkan beasiswa, tidak sengaja Mama menuai air
matanya dengan senyuman yang menandakan beliau bangga dan bahagia…
Tentang
yang lain dari Mama… Koki
Keluarga
besar Mama tidak memerlukan Koki ataupun memesan makanan untuk sebuah perayaan.
Saudara-saudara Mama punya kelebihan masing-masing dibidang macam-macam
masakan/makanan. Bahkan tidak jarang keluarga besar kamilah yang dipanggil
untuk memasak diacara perayaan pernikahan misalnya, padahal, kami tidak membuka
katring untuk hajatan.
Mamah
yang bekerja dari pagi sampe sore, kadang lembur. Beliau tidak pernah lupa akan
kewajibanya sebagai istri dan Ibu untuk memasak. Terlihat lelah, namun tetap
Mama lakonin. Mama juga, sering memperingatkanku, supaya aku lebih Hobby
memasak dibanding bidang lain. Tujuannya banyak, dan itu rahasia. Hanya aku dan
Mama yang tau J oh iya masak sama Mama
tuh nambah pengetahuan baru tentang masak.
Lihatlah.
Ketika aku dan Mama menonton tv acara masak-masak, kami sangat antusias. Kalau
kami punya banyak waktu, biasanya sabtu dan/atau minggu kami masak bareng,
eksperimen masakan baru, tidak jarang kami juga suka mencontoh masakan dari
acara tv yang telah ditonton. Tapi kami berdua sama-sama tidak terlalu banyak
untuk memakan makanan yang dibuat sendiri. kenapa? Emmm karna berasa en’nek aja
makan hasil masakan sendiri. bukan karna ga enak yaa :p mungkin karna udah kita
yang masaknya kali yaa. Mama juga begitu, kalo makan masakan sendiri paling
Cuma dikit, banyaknya yang dimakan itu makanan hasil masakan aku, dan
sebaliknya denganku, kalo aku sih jangan ditanya emang paling ngefans itu
pasakan Mama, gratis pula kan :p
Tentang
yang lain dari Mama… pemarah? OH NOOO!!!!
Mama
bukan tipe orang yang pemarah ataupun yang suka marah-marah. Bukan hanya karna
anak-anaknya ini pada baik. Tapi memang Mama itu orang yang baik, sekalipun ada
permasalahan yang membuat beliau dibuat gondok oleh anaknya atau orang lain,
Mama akan menemui orang tersebut dan bertutur dengan baik.
Marah-marah
digambarkan dengan merusak barang dengan cara membating, atau dengan bertutur
dengan berkata kasar bahkan sumpah serapah, atau bahkan sampai digambarkan
dengan beradu fisik atau menyakiti. Dan itu bukan tipe marahnya Mama. Ketika
Mama marah paling beliau bakal diem/tutup mulut pada orang yang bersangkutan
(bukan diem-biem terus ngebales dengan diem-diem juga), kadang kala Mama marah
dengan meluapkan kemarahannya dengan menangis. Dan sejauh ini… aku sebagai
anaknya bagian dari hidupnya, Mama itu bukan seorang yang pemarah, tapi Mama
adalah seorang yang pemaaf J
Mungkin
itu hanya cerita 1% dari 100% tentang Mama…
Semoga
tulisan kali ini tentang Mamaku bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat.
Terimakasih
sudah meluangkan waktunya… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar