Jumat, 07 Juni 2013

"Tentang Mama..."


Tentang Mama…
Beliau satu-satunya mamaku, yang tak akan pernah terganti…
Beliau hanya mempunyai satu suami, dan tiga anak cwe, cwo, cwe. Dan cwe yang terakhir itu aku, yaitu anaknya, anak bungsunya, anak yang paling shaleh, baik, berbakti (itu juga kadang-kadang sih), daaaannn yang baik-baiknya ada pada anaknya yang terakhir ini, aku!.
Mama anak ke tiga dari enam bersaudara. Mama anak perempuan ke tiga dari empat bersaudara. Mama terlahir dari keluarga sederhana. Abu (panggilan mamanya mama atau tepatnya nenekku) beliau ibu rumah tangga, yang meninggalkan anak-anaknya termasuk Mama, diusia yang masih sangat muda. Menurut cerita Mama, Abu meninggal karna sakit. PakAki (panggilan kakekku) dia seorang ayah yang bekerja sebagai mandor. PakAki dikenal sangat-sangat galak pada anaknya. Sebenernya bukan galak sih, tapi tegas. Mungkin, karna ketegasannya yang sangat luar biasa dari biasanya, PakAki disebut-sebut galak.
Aku bangga pada Mama. Betapa tidak?... Mama satu-satunya perempuan dari saudara-saudara perempuannya yang bekerja diluar kerjaanya sebagai ibu rumah tangga. Dari ketengguhannya, kesabarannya, kesahalehannya, kesopan santunnanyalah, Mama diterima bekerja di Perusahaan Swasta Kimia Farma Bandung. Kenapa? Karna sebelumnya, Mama berulang-ulang melamar kerja yang berulang kali juga Mama mendapatkan penolakan. Karna waktu jaman itu, bahwa perempuan dipandang yang tidak pantas bekerja, ditambah Mama tidak memenuhi Ijasah yang menjadi persyaratan untuk bekerja diperusahaan itu.
Ihktiarlah jalan yang tak pernah putus yang ditempuh Mama. Apalagi, waktu itu perekonomian keluarga kecilnya cukup memprihatinkan. Ditambah adiknya (yang sekarang adalah Bibiku) menjadi tanggung jawabnya mulai dari makanan, pakaian, sekolah, dan lain-lain adalah tanggungan Mama. Karna Abu yang meninggalkan Mama dan saudara-saudaranya, ditambah PakAki yang sengaja ikut-ikutan meninggalkan anak-anaknya dengan cara menikah lagi, mungkin itu sebagai solusi PakAki meninggalkan kegalauan.
Mama ga berhenti disitu saat penolakan berulangkali terlontar. Mama coba cari peluang lain, Karna Mama memang perempuan yang pandai memasak, Mama dan Adiknya berjualan hasil masakan mereka. Menjajakan dagangannya dengan berkeliling kampung. Tapi… apalah hasil jualannya tidak selalu menjanjikan pada kehidupannya, keluarga kecil Mama.
Sebenarnya… bukan karna Mama tak punya rasa malu untuk kembali melamar ke tempat perusahan itu, tapi untuk orang-orang yang dicintai, dan disayanginyalah Mama menutup malunya untuk menjanjikan kehidupan yang lebih baik persembahan pada mereka.
Memang benar, ikhtiar tanpa do’a yang dipanjatkan tidak akan melunasi ikhtiar dari usaha kita. Waktu itu Mama… melakukan Mutih, yang etah berapa lama. Tujuan Mama Mutih, bukan karna ingin diterima do’a untuk bekerja, tapi untuk melatih dan menambah kerohaniannya Mama.
Pada saat itu pula Mama dipanggil untuk bekerja diperusahaan yang berulangkali menolaknya. Entahlah ekspresi yang ditampilkan Mama seperti apa, yang pasti Mama sangat-sangat bahagia. Pada saat itu pula Mamah mengabdi pada perusahaan itu yang sebagian besar telah mempengaruhi kehidupan Mama dan Keluarga menjadi lebih baik. Namun… bukan berarti Mamaku meninggalkan kewajiban sebagai Istri, dan Ibu untuk anak-anaknya saat menerima pekerjaan itu. Tapi, Mama tetap setia melayani sebagai Istri dan bertanggung jawab sebagai ibu anak-anaknya.

Tentang yang lain dari Mama… konsisten
Meski semenjak Mama Bekerja, dan mendapatkan penghasilan sendiri, Mama tidak pernah memberikan keinginan anak-anaknya yang akan melenakan anak-anaknya sendiri, dan menjadi anak yang mempunyai keinginan tanpa adanya usaha. 
Yaa… aku sebagai anaknya, secara tidak langsung, ketika aku mempunyai keinginan tanpa memperlihatkan usahaku pada Mama, beliau dengan tegas tidak akan memenuhi keinginanku. Dengan begitu secara tidak langsung, Mama mengajarkan anaknya untuk berusaha ketika mempunyai keinginan. Aturan dalan keluarga Mama yang selalu tegas atas konsisten komitmennya dalam mendidik anak-anaknya pun terasa jelas. Mama tidak pernah labil dalam mendidik anaknya, Ya… karna Mama tahu, ketika dia mendidik dengan labil, maka secara otomatis anak-anaknya akan tidak mempunyai kekomitmenan/kekonsistenan pada diri anaknya yang akan mempengaruhi/merugikan orang lain. *1
*1singkatnya: Jika Orang Tua mendidik anaknya dengan labil, maka kemungkinan anaknyapun akan labil/tidak adanya kekomitmenan pada diri anaknya ataupun kepada orang lain. Meski dalam Teori Perkembangan, usia Remaja itu rentan akan mengalami Kelabilan, namun sedikit banyak mendidik anak dengan tidak labil atau dengan konsisten akan mempengaruhi kepada anaknya yang mempunyai kekonsistenan.
Seperti saat aku ingin membeli Kamera. Sebenernya, Mama bisa saja membelikanku Kamera. Tapi, karna tujuanku yang tidak jelas ingin memiliki si Kamera dan itu hanya keinginan saja yang beda dengan kebutuhan seperti buku, Mama menjanjikan akan membelikan ketika akupun harus mempunyai sebagian harga uang untuk kamera itu. Itu yang biasa Mama lakukan, kejem sih, tapi ampuh juga supaya akunya rajin nabung. Mamah tau mana posisi yang akan dia penuhi pada anaknya. seperti Buku, padahal Buku Novel, Mama bakal membelikannya karna itu sedikit banyak akan mempengaruhi belajarku, meskipun tetep ada batesan-batesannya kalo mau punya novel.

Tentang yang lain dari Mama… Melankolis
Mungkin ketegasan Mama diturunkan dari PakAki. Meski begitu, Mama seorang ibu yang Melankolis. Ketika anak-anaknya dihadapkan masalah, Mama selalu dibelakang untuk mendorong Anak-anaknya untuk menerjang masalah itu dan tetap maju. Ketika itu pula Mama memberi support dengan petuah-petuahnya. Sangat bijak ketika memberikan petuah, dimanapun posisi anaknya, saat diposisi salah ataupun benar.
Mama selalu menguatkan pada anak-anaknya dengan goresan senyuman menyakinkan, namun kulihat yang terasa semakin terlihat lemah senyuman itu karna gurat kriputnya, dan sinar matanya yang menguatkan. Tapi… bagaimanalah seorang Mamaku ini, meski petuahnya mengalir, penguatan pada anaknya terasa kokoh, namun dirinya ikut pilu menangis merasakan apa yang terjadi pada anaknya. Meski Mama berusaha professional untuk menahan tangisannya, tetap Mama selalu aku curi dengan memandang sujud, do’anya dengan guliran air mata untuk anak-anaknya.
Kesedihan Mamapun akan muncul ketika anaknya tidak mempunyai Etika prilaku yang tidak sopan santun, atau membangkang dari kehendaknya. Karna Mama merasa, bahwa beliau tidak punya banyak waktu untuk mendidik sepenuhnya dengan membagi waktunya dengan bekerja. Saat aku pulang malam pun, Mama bakalan nangis, meski anaknya ini uda ngabarin bakal pulang telat. Kalau uda begitu, Mama bakalan diemin aku, tanpa sepatah katapun. Buat pelajaran katanya, biar anaknya kapok.
Saat salah satu anaknya ini sakit, Mama pun akan benar-benar berkali lipat sibuknya untuk menyehatkan anaknya kembali. Lagi-lagi, ketika anaknya sakit sekalipun tidak parah, Mama selalu menguraikan air matanya, entah mengapa. Mama ini, akan mengusap-usap kening dan memeluk dekap anaknya. Bahkan Mama meminta jika anaknya ini sakit, biarlah dia yang menjadi tukarannya.
Sakit anak-anaknyalah yang membuat benar-benar khwatir bagi Mama. Beliau merasa tidak berguna sebagai Ibu. Karna tidak menjaga dengan utuh, menemani dan memenuhi perkembangannya secara utuh seperti ibu rumah tangga lainnya karna membagi waktunya untuk bekerja.
“Tapi Maaah… itu Cuma perasaan Mama. Mama telah menjadi ibu yang benar-benar luar biasa untuk kami, anakmu Mah…”
Mama juga tak jarang ketika anaknya memberikan kabar yang baik, apalagi soal prestasi, atau anaknya ini mendapatkan beasiswa, tidak sengaja Mama menuai air matanya dengan senyuman yang menandakan beliau bangga dan bahagia…

Tentang yang lain dari Mama… Koki
Keluarga besar Mama tidak memerlukan Koki ataupun memesan makanan untuk sebuah perayaan. Saudara-saudara Mama punya kelebihan masing-masing dibidang macam-macam masakan/makanan. Bahkan tidak jarang keluarga besar kamilah yang dipanggil untuk memasak diacara perayaan pernikahan misalnya, padahal, kami tidak membuka katring untuk hajatan.
Mamah yang bekerja dari pagi sampe sore, kadang lembur. Beliau tidak pernah lupa akan kewajibanya sebagai istri dan Ibu untuk memasak. Terlihat lelah, namun tetap Mama lakonin. Mama juga, sering memperingatkanku, supaya aku lebih Hobby memasak dibanding bidang lain. Tujuannya banyak, dan itu rahasia. Hanya aku dan Mama yang tau J oh iya masak sama Mama tuh nambah pengetahuan baru tentang masak.
Lihatlah. Ketika aku dan Mama menonton tv acara masak-masak, kami sangat antusias. Kalau kami punya banyak waktu, biasanya sabtu dan/atau minggu kami masak bareng, eksperimen masakan baru, tidak jarang kami juga suka mencontoh masakan dari acara tv yang telah ditonton. Tapi kami berdua sama-sama tidak terlalu banyak untuk memakan makanan yang dibuat sendiri. kenapa? Emmm karna berasa en’nek aja makan hasil masakan sendiri. bukan karna ga enak yaa :p mungkin karna udah kita yang masaknya kali yaa. Mama juga begitu, kalo makan masakan sendiri paling Cuma dikit, banyaknya yang dimakan itu makanan hasil masakan aku, dan sebaliknya denganku, kalo aku sih jangan ditanya emang paling ngefans itu pasakan Mama, gratis pula kan :p

Tentang yang lain dari Mama… pemarah? OH NOOO!!!!
Mama bukan tipe orang yang pemarah ataupun yang suka marah-marah. Bukan hanya karna anak-anaknya ini pada baik. Tapi memang Mama itu orang yang baik, sekalipun ada permasalahan yang membuat beliau dibuat gondok oleh anaknya atau orang lain, Mama akan menemui orang tersebut dan bertutur dengan baik.
Marah-marah digambarkan dengan merusak barang dengan cara membating, atau dengan bertutur dengan berkata kasar bahkan sumpah serapah, atau bahkan sampai digambarkan dengan beradu fisik atau menyakiti. Dan itu bukan tipe marahnya Mama. Ketika Mama marah paling beliau bakal diem/tutup mulut pada orang yang bersangkutan (bukan diem-biem terus ngebales dengan diem-diem juga), kadang kala Mama marah dengan meluapkan kemarahannya dengan menangis. Dan sejauh ini… aku sebagai anaknya bagian dari hidupnya, Mama itu bukan seorang yang pemarah, tapi Mama adalah seorang yang pemaaf J

Mungkin itu hanya cerita 1% dari 100% tentang Mama…
Semoga tulisan kali ini tentang Mamaku bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat.
Terimakasih sudah meluangkan waktunya… J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar