Surat yang
pernah diterima oleh amaknya yaitu dari Farhan yang sekarang babanya temen aku.
Dulu nih katanya pas masa puber tepatnya masa SMA, amak menerima sepucuk surat yang
penuh dengan puisi dari Farhan. Apa yaaa isinya? Hha. Isinya… tentang kekaguman
Farhan kepada amak tepatnya dia sedang jatuh cinta. Wahhh amak akui kalo amak
tuh seneng, tapi amak juga akui kalo dia cuma gadis kampung. Amak terlalu
menyadarkan diri, amak Cuma wanita biasa-biasa yang ga pantes kalo bisa dapetin
ketua OSIS, seperti Farhan.
Surat balasan yang dikirim Farhan
pada amak belum juga kunjung. Mungkin Farhan sempat berfikir, kalo amak ga akan
suka sama orang kere seperti dia. Tapi Farhan masih penasaran. Takut-takut
surat yang dikirim malah nyasar, ato malah ga nyampe ketangan amak. Kali ini
Farhan benar-benar menyimpan surat itu ketas amak, untuk menyakini kali ini
benar-benar terkirim. Yang kebetulan
waktu itu sedang istirahat.
Lagi-lagi amak kaget dia mendapatkan
surat keduanya yang berisi agar membalas surat pertamanya dari Farhan. Untuk kali
ini, amak membalasnya. Amak menjelaskan tentang isi hatinya yang suka pada
Farhan, namun amak juga jujur, karna dia ga pantas untuk dapetin ketua OSIS
seperti dia.
Langsung, amak berikan surat balasan
itu ketangan Farhan. Sontak kaget diliat dari wajah Farhan yang mengkerutkan
alisnya “apa ini?” dengan wajah bingung, Farhan menerima surat tersebut. “itu…
baca saja” kata amak yang gugup, malu-malu, pipi yang memerah. Anggukan amak menandakan
pamit sambil berlalu. Farhan yang terus meneliti apa isi surat yang diberikan
amak.
Menyobek ujung amplop dengan
hati-hati. Akhirnya ia mendapatkan selembar kertas dengan tulisan miring tipis
tebal rapi.
Kaget. Farhan setelah membaca
seluruh isi surat yang dilontarkan amak yang sepenuh hati ia curahkan pada
surat itu. “untuk pertama kali, aku dapat surat pengakuan dari seorang wanita,
bahwa dia mengagumiku, dan untuk pertama kali juga baru aku tau ada wanita yang
melontarkan isi hatinya dengan berani…”. Kebingungan Farhan seakan-akan leleh
dengan pengakuan amak. Ia membalas tentang kebingungannya, tapi juga ia
mengakui perasaannya pada amak, dia juga suka pada amak.
Surat balasan dari Farhan, langsung
dikirim ke rumah amak. Lewat celah bawah bibir pintu. Amak langsung membaca
surat balasan itu. Dengan penuh tanda tanya, senang, campur aduk. “kali ini
puisi apa yang Farhan buat untukku?” amak yang mengharapkan puisi dari surat
balasannya. Untuk kali ini, amak merasa aneh. Dari tulisan pertama sampai
akhir, tulisan yang amak lihat merasa beda dari surat pertama dan kedua. Puisi yang
amak tunggu pun tak ada dalam surat kali yang amak pegang. Bahkan isinya pun
menjurus, bahwa amak wanita yang pemberani dengan pengungkapan hatinya. Maksudnya
wanita yang menembak (menyatakan perasaan) pada laki-laki. “Padahal jelas-jelas
Farhanlah yang menyatakan cinta pertama padaku, ko ini malah jadi terbalik, apa
yang salah?”. Amak masih bingung dengan surat ketiga yang dipegangnya. “Apa jangan-jangan
ini surat salah kirim?” selewat pertanyaan yang buat amat tambah bingung “lalu siapa
Farhan yang sebenarnya?”.
Surat balasan kali ini tidak panjang
lebar. Amak hanya meminta Farhan untuk menemuinya disuatu tempat. Untuk mengklarifikasi.
***
Ternyata memang benar. Surat yang tulisan
rapi, penuh dengan puisi, bukan dari Farhan ketua OSIS, tapi Farhan yang lain,
Farhan yang amak tidak ketahui sebelumnya. Yang amak tau hanya satu Farhan
disekolahnya, sebagai ketua OSIS.
Kalo jaman dulu, surat-surattan itu
paling laku buat pe’de’ka’te’an. Nah kisah surat-suratan itu pernah dijalani
juga oleh amak dan babanya temen aku. Yang sekarang jadi suami istri. Farhan
Ketua OSIS yang sekarang jadi suami amak.
Uyay…
maapin kalo ceritanya dilebayin hhaha J Ceritanya
juga jadi melenceng wkwkwk bae'laaaaaah hha