Sabtu, 21 April 2012

"Surat Amak (Salah Alamat)"


           Surat yang pernah diterima oleh amaknya yaitu dari Farhan yang sekarang babanya temen aku. Dulu nih katanya pas masa puber tepatnya masa SMA, amak menerima sepucuk surat yang penuh dengan puisi dari Farhan. Apa yaaa isinya? Hha. Isinya… tentang kekaguman Farhan kepada amak tepatnya dia sedang jatuh cinta. Wahhh amak akui kalo amak tuh seneng, tapi amak juga akui kalo dia cuma gadis kampung. Amak terlalu menyadarkan diri, amak Cuma wanita biasa-biasa yang ga pantes kalo bisa dapetin ketua OSIS, seperti Farhan.
            Surat balasan yang dikirim Farhan pada amak belum juga kunjung. Mungkin Farhan sempat berfikir, kalo amak ga akan suka sama orang kere seperti dia. Tapi Farhan masih penasaran. Takut-takut surat yang dikirim malah nyasar, ato malah ga nyampe ketangan amak. Kali ini Farhan benar-benar menyimpan surat itu ketas amak, untuk menyakini kali ini benar-benar terkirim.  Yang kebetulan waktu itu sedang istirahat.
            Lagi-lagi amak kaget dia mendapatkan surat keduanya yang berisi agar membalas surat pertamanya dari Farhan. Untuk kali ini, amak membalasnya. Amak menjelaskan tentang isi hatinya yang suka pada Farhan, namun amak juga jujur, karna dia ga pantas untuk dapetin ketua OSIS seperti dia.
            Langsung, amak berikan surat balasan itu ketangan Farhan. Sontak kaget diliat dari wajah Farhan yang mengkerutkan alisnya “apa ini?” dengan wajah bingung, Farhan menerima surat tersebut. “itu… baca saja” kata amak yang gugup, malu-malu, pipi yang memerah. Anggukan amak menandakan pamit sambil berlalu. Farhan yang terus meneliti apa isi surat yang diberikan amak.
            Menyobek ujung amplop dengan hati-hati. Akhirnya ia mendapatkan selembar kertas dengan tulisan miring tipis tebal rapi.
            Kaget. Farhan setelah membaca seluruh isi surat yang dilontarkan amak yang sepenuh hati ia curahkan pada surat itu. “untuk pertama kali, aku dapat surat pengakuan dari seorang wanita, bahwa dia mengagumiku, dan untuk pertama kali juga baru aku tau ada wanita yang melontarkan isi hatinya dengan berani…”. Kebingungan Farhan seakan-akan leleh dengan pengakuan amak. Ia membalas tentang kebingungannya, tapi juga ia mengakui perasaannya pada amak, dia juga suka pada amak.
            Surat balasan dari Farhan, langsung dikirim ke rumah amak. Lewat celah bawah bibir pintu. Amak langsung membaca surat balasan itu. Dengan penuh tanda tanya, senang, campur aduk. “kali ini puisi apa yang Farhan buat untukku?” amak yang mengharapkan puisi dari surat balasannya. Untuk kali ini, amak merasa aneh. Dari tulisan pertama sampai akhir, tulisan yang amak lihat merasa beda dari surat pertama dan kedua. Puisi yang amak tunggu pun tak ada dalam surat kali yang amak pegang. Bahkan isinya pun menjurus, bahwa amak wanita yang pemberani dengan pengungkapan hatinya. Maksudnya wanita yang menembak (menyatakan perasaan) pada laki-laki. “Padahal jelas-jelas Farhanlah yang menyatakan cinta pertama padaku, ko ini malah jadi terbalik, apa yang salah?”. Amak masih bingung dengan surat ketiga yang dipegangnya. “Apa jangan-jangan ini surat salah kirim?” selewat pertanyaan yang buat amat tambah bingung “lalu siapa Farhan yang sebenarnya?”.
            Surat balasan kali ini tidak panjang lebar. Amak hanya meminta Farhan untuk menemuinya disuatu tempat. Untuk mengklarifikasi.
                                                                        ***
             Ternyata memang benar. Surat yang tulisan rapi, penuh dengan puisi, bukan dari Farhan ketua OSIS, tapi Farhan yang lain, Farhan yang amak tidak ketahui sebelumnya. Yang amak tau hanya satu Farhan disekolahnya, sebagai ketua OSIS.



            Kalo jaman dulu, surat-surattan itu paling laku buat pe’de’ka’te’an. Nah kisah surat-suratan itu pernah dijalani juga oleh amak dan babanya temen aku. Yang sekarang jadi suami istri. Farhan Ketua OSIS yang sekarang jadi suami amak.

Uyay… maapin kalo ceritanya dilebayin hhaha Ceritanya juga jadi melenceng wkwkwk bae'laaaaaah hha

1 komentar: