Minggu, 30 Desember 2012

"Kehilangan dan Kehampan"


Ketika embun berada diatas daun. Bertahan dari goyahnya angin yang menghembus. Namun tetap akan menghilang ketika mentari menjatuhkannya. Kering. Tapi… ia tetap memberikan janji setiap pagi, datang dan memberikan cahaya yang begitu menenangkan jiwa… yang melihatnya. Itulah yang ku ingin…
Jika memang… Mentari, senja, dan malam, selalu berganti merangkak memenuhi panggilan waktu…
Maka…
Maka… aku butuh kejujuranmu…
Sebelum waktu, akan datang membawa kisahmu… Karna aku, tak menginginkan penjelasan dari siapapun kecuali darimu. Itulah yang ku inginkan…
Berputarnya waktu, tak perlu kau berikan semua kenangan yang indah, yang memberikan kedamain, jika itu hanya untuk sesaat. Tak perlu. Bagaimanapun itu… itulah yang ku inginkan…
Bila… sudah waktunya tiba. Siang terasa kelam dan gelap. Pelangi berwarnakan kelam. Angin berhembusan mengcekam. Aku akan siap menghadapinya, memenranginya. Menatap kedepan… mengantarkanmu. Walaupun dengan, dengan… kisahmu yang tak pernah memberikan kejujuran. Takkan menjadikan kisah kelam ini menjadi api, menyulut membawa amarah. Tidak akan pernah. Dan Aku takkan merubah, biarkan kisah yang memilukan ini yang takkan ku jadikan seperti abu, hancur, namun tetap akan menyesakan. Tidak akan pernah ku melakukannya. Namun aku… aku akan mengantarkanmu dengan kedamain. Itulah yang ku inginkan.
Karna benar, aku akan belajar menerima, dan memahami bahwa daun yang jatuh dari pohon, takkan pernah menyalahkan angin, seperti halnya itu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar