Tahun kemarin
itu, terakhir dia tersenyum, tertawa…
mengubur
dalam-dalam kesedihannya. Menutupinya.
Terlalu
berbakat acting. Hingga ku selalu tertipu.
Tak bisa
melihatnya kembali.
Tumbuh
sehelai bulu untuk terbang.
Hingga
dua, tiga, empat… dan semakin jelas terbentuk.
Sayap…
Untuk
terbang.
Satu lapisan
langit terlewati.
Dua,
tiga ia hadang.
Sampai
puncak… lapisan tujuh yang ia tuju.
Cahaya
tepat menyelimutinya.
Mengabarkan
ia telah nyaman.
Setitik
hujan terhalau cahaya memenangkan.
Melengkung
garis-garis berwarna tenang.
Hadiah
untukku…
Namun tetap…
Tetap tak
bisa melihatnya kembali…