Sabtu, 30 Mei 2015

"Ruang Untuk Bercerita"

30.05.15
"Berengkramalah..."
“Perempuan pada umumnya hanya butuh ruang untuk bercerita”

Ternyata sendiri untuk kali ini sulit. Tak seperti dulu menyusuri kota ini sendiri dengan teman imajinasiku yang indah, menghilangkan penat yang ada. Bahkan menikmati kota ini sendiri, menyusurinya terasa penatku hilang, ya! Sederhana. Hal itu membuatku merasa sudah cukup untuk bercerita apa yang dirasakan, pada cermin.. jendela-jendela.. kursi atau teras yang kududuki..  langit.. angin.. gedung-gedung.. tempat tinggi.. pohon yang kulihat dan ku pejamkan sejenak mata ini.. ruang itu sudah cukup bagiku untuk menceritakan semuanya. Dan itu tak jadi masalah bagiku untuk sendiri menyusuri kota ini menceritakan semuanya.
Ternyata berbeda, aku sudah mempunyai dirimu. Iyah perkenalkan dia kaptenku..
Aku sedikit kecewa. Tak hanya pada dirimu, diriku juga. Tak menjadi sosok diriku yang dulu bisa sendiri menceritakan semua hal sesuka yang disuka tanpa perlu dirimu. Ya karna hal ini berbeda Kapten.. aku sudah ada dirimu, mungkin ruang untuk yang biasa ku ceritakan terwaakilkan yang biasa aku lakukan, bahkan dirimu kapten membuat nyaman, tak perlu diceritakan kegunahan ini hanya perlu ada dirimu.
Aku paham tak seharusnya ruangmu selalu menjadi ruang untukku.
Tapi.. Perempuan pada umumnya hanya butuh ruang untuk bercerita
Mungkin seharusnya..
Aku bercerita pada ruang yang dulu pernah kusinggahi.
Tapi.. aku hanya ingin selalu bercengkrama denganmu kapten.