Kamis, 30 Januari 2014

"Analogi sebuah Perubahan"

Hanya menganalogikan sebuah perubahan.

Sebelumnya, perubahan itu bukan semata-mata diciptakan dengan sendirinya tanpa ada dorongan. Bukan pula perubahan itu hadir mengalir begitu saja. Persepsi saya diwaktu ini, sebab mungkin saya mempersepsikan perubahan akan lain dari yang ini. Sengaja dilakukan, baik secara langsung atau tidak langsung itulah perubahan.

Oke terlalu ribet juga sih mengartikan sebuah perubahan.

Gini deh. Ketika memasak tentu dong perlu bumbu, ya garam, gula, merica, dan sebagainya. Buat apa? Anda taulah jawabannya. Dan ketika masakan tersebut sudah dikasi bumbu rasanya pun pas. Tidak keasinan dan tidak kemanisan, maka tidak seharusnya yang memasak ditambah lagi bumbu tersebut yang dirasa masih kurang. Padahal jelas-jelas sudah pas. Ini nih! Apa jadinya masakan tersebut kalo jadi tidak sesuai keinginan kita, ya tadi... jadi keasinan atau kemanisan. Ujung-ujungnya ga kemakan, mubazir. Meskipun tetep dipaksa dimakan? Pasti dong ada resikonya. Apa coba? *mikir keras

Ya gitu. Perubahan itu memang sengaja dilakukan tapi disini baik secara sadar atau secara tidak sadar, dan secara langsung ataupun tidak langsung. Perubahan juga mungkin bisa yaa mungkin bisa karna faktor adanya ketidakpuasan, ketidaknyamanan.

Perubahan itu banyak ya... tapi ngomong-ngomong pengen sedikit saja, yang menyangkut perasaan. Woaaaaaw apa tuh? *lebay juga ya ni heni

Kayak tadi, soal masakan. Perubahan perasaan bisa loh terjadi, sangat mungkin terjadi. Dari rasa suka jadi benci. Benci jadi suka. Benci tambah makin ilfil. Suka tambah makin menggila-gilai. Dan sebagainya. Itu akan aja terjadi. Kalo... tadi karna ada faktornya.

Gitulah... perubahan pasti ada resito. Mau baik kek, mau buruk kek. Tapi yang penting bisa paham, memahami bukan dari satu posisi/perpihak. Karna bagaimanapun porsi dalam posisi kita akan berbeda. Maka dari itulah untuk saling menghargai, pahamlah akan posisi dia bukan paham karna posisi diri sendiri saja.

Ngerti ga? Kalo ngerti ya syukur. Kalo engga? Baca lagi sampe ngerti ini tulisan aneh.



  

Rabu, 29 Januari 2014

"...?"


Terkadang aku merasa tak berdaya...
ketika rasa takut ini datang..
Terkadang aku merasa tak pantas...
ketika rasa takut ini datang...
Dan terkadang aku harus memaksakan rasa “paham” untuk menanklukan rasa takut ini...
Namun... bagaimanapun rasa takut ini membuatku lelah... lelah... lelah... lelah melemahkan...
Maafkan aku...
bisa bersamamu pun aku takut..
bagaimanapun pergi darimu pun aku takut..
aku tau bagaimana artinya bisa bersamamu..
aku juga tau bagaimana artinya ketika kehilangan..