Minggu, 25 Maret 2012

"emmm ibu"


“Anaknya Ibu Erlin taun sekarang daftar ke ITB loh de!”.

Aku tau ko bu… kalau ibu kepengen anaknya ga kalah hebat bisa daftar keperguruan tinggi negeri  favorit, apalagi kalau anaknya sampe bisa keterima, dan hebatnya lagi kalo anaknya bisa berhasil, sukses, bisa ngebuat bahagia orang tua. Orang tua mana sih, yang ga mau anaknya kaya gitu?

Emmm… sedih bu, mendengar ucapanmu. Hanya menelan ludah saat kau berbicara seperti itu. Hahhhhh tapi… pasti ibu lebih sedih yaaa?,

Mengingat perkataan itu aku… aku geram bu, aku muak bu, aku kesal apa yang ibu katakana. Buuu… perkataan itu membuatku geram, muak, kesal, karna kenapa aku engga bisa seperti itu!, kenapa aku ga bisa buat keinginan ibu itu ada, nyata, terasa?...

Ibu… maaf, aku juga kepengen kalau aku bisa menuhin keinginannya ibu, insya allah aku akan usaha lagi bu, untuk ibu. Disini, ditempat ini… aku akan bersungguh-sungguh, meski ini bukan keinginanmu. Kalau kesempatan itu benar-benar ada, aku akan mencobanya, sungguh bu.. aku akan berusaha.

Bu aku sayang ibu... sayang, sayang, sayang, dan sayang ibuuuu :* 



Sabtu, 17 Maret 2012

"muncul.. tiga tahun"


Tiga tahun … kembali ia menyapa.

Benci, ga suka, bĂȘte… lagian dia ngeliatin aja. Apa karna ada yang salah ama penampilannya? Ga ahhh perasan, tapi ko tiap hari sih ngeliatinnya? Apa emang aneh setiap hari?, halahhhh risih kan…

Tapi suka… penampilannya yang rapi, bersih, wangi, sedikit cu’ek… nah loh??? Kan kepikiran. Husssss pergi-pergi !!!. yahhh untung lah perasaan ini ga sampe lebih jauh… jauh… dan lebih jauh hahha

Ko… orang lain buru-buru keluar ngejar waktu istirahat, nah ini masih nyantai ngedo’a, siapa sihhh?... penasaran. Udah beberapa hari solat, ngeliat tu orang nyantai banget yaa, siapa sihhh? Rajin, subhanallah sekali, hhe… ga peduli ahhh siapa-siapanya, bagus dong masih ada orang yang kaya gitu.

Jeng-jeng… kagetkan, ternyata tu cwo yang rajin masih diem dimesjid dengan keadaan tertuduk tuuuu orang dia ternyata!!!, wahhhh ko jadi beda yaa perasaannya. Akhhhh ga! Ga bisa!!! we ga boleh, ga boleh suka ama dia, jangan sampe jangan sampe plisssss.

Emang ga bisa bo’ong nih hati. Sejak itu ko aku makin ngefens yaaa, sering curi-curi pandang juga. Kan…kan… tuh kannnnnn o’ooow giliran aku deh yang suka ngeliatin akhhhhhhh.

Lahhh ketaun deh ama temen, hemmm malu kan malu… mana disebarin lagi, YAAAAKKK!!!, akhirnya dia tau kan we suka dia, matilah. Bener-bener ihhh malu atuuuu kalo ketemu dia. Malunya tu tingkat satuan PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, MA, UNIVERSITAS walah dibungkus mang! Loh??? #abaikan

Sejauh itu emang kita jadi kenal, #acieeeee… tapi tau kah?, kita Cuma menyapa hanya dengan menatap satu sama lain, ga lebih dari itu.

Yang paling aku seneng, pas dia ngucapin “happy birthday… maap telat, sukses yaa…” yaa itu emang Cuma beberapa kata bung!, tapi itu yang buat we senenggggggg banget. Tau ga? Aku dari malem (hari ha ultah) nunggu dia yang ucapin yang pertama, tapi ditunggu… ditunggu ehhh ga muncul-muncul, dan pada akhirnya dia yang terkhir yang ngucapin, yaaa sebagai penutup itung-itung.

Nahhh sejak message itu, we sering tuh sharing ama dia. Tapi ga lama itu pun. Kita uda punya kehidupan masing-masing #cailleeee…

Emmm seneng banget. Pagi-pagi… malah subuh-subuh tu dapet massage dari dia waahhh ga kebendung lah senengnya. Kenapa? karna dia baru muncul lagi. Setelah tiga tahun…

 Mudah-mudahan dia baik-baik aja.

“em, dulu aku pernah bartanya sendiri dalam kesunyian… apakah mungkin hanya mengandalkan sapaan mata bisa bersatu?, dulu tiada yang bisa memberikan jawaban. Sekarang?, tidak pula…”

#mumet keburu L

"Kapan?"


Kenapa harus dingin yang menjadi korban?, Kenapa dingin harus berperan seperti ini terus-menerus, yang terus disakiti?, Kenapa harus menjadi pemeran ketiga, atau keempat, atau kelima, atau keenam?, kenapa tidak menjadi pemeran utama?, kenapa?... kenapa? … kenapa???, selalu terkesampingkan.
Kapan waktunya dingin menjadi pemeran utama dalam dunia dingin?. Dalam dunia dingin saja… dingin selalu menjadi pemeran ketiga, bahkan pemeran pembantu. Hemmmm dingin bosan menjadi pemeran yang terus disakiti. Peran yang terus mendukung kebahagian orang lain. Peran yang selalu terpojokan, tersalahkan, tertindas, ter… ter… terlahhh
Bagaimana dengan dingin Tuhan? 
Dingin ingin sekali untuk selamanya bisa merasakan menjadi pemeran utama …

Tuhan …
Kenapa harus massa?
Kenapa harus massa yang bisa menjawab?

Menunggu …
Menunggu jawaban massa? Sabar …

Rahasiakah …
Bawalah rahasiamu!
yang tak ingin kuketahui massa …
Jika hanya menyakiti

Massa, kuterpaut massa …
Massa manis kuingin
Massa indah kutunggu
Massa tenang kubawa
Sabar …

Embun … dingin menunggu massa itu. Embun yang berganti setitik sinar membawa kabar. Sinar … dingin menunggu massa sinar yang berganti tenggelamnya engkau sinar yang mengganti dengan kegelapan dengan cahaya bintang … terus … terus … menunggu massa … mana jawaban massa untuk dingin? 

Sabtu, 10 Maret 2012

"Angin & Hujan ada untukku"


       Angin … bisa kah kau membantuku??? Membantuku, membawa pergi semua kisah yang hanya membuatku terganggu. bisa kah?
          Hujan … bisa kah kau membantuku??? Membantuku, meleyapkan kisah  yang hanya membuatku terbelenggu. bisa kah?


          Angin … merasa nyaman diriku, merasa tenang… ketika hembusan yang kau berikan membuatku melayang. Melayang tanpa beban. Begitu ramah dirimu menyentuh diriku. Seandainya angin … aku bisa merasakan hembusanmu yang begitu ramah, disaat diriku tak tergoyah.
          Meski tertatih dengan senyuman yang begitu indah, yang melukiskan keikhlasan, yang bagitu cantik  untuk menunjukan pada dunia bahwa diriku tidak apa-apa, namun hanya darah ini, hati ini, jantung ini, dan mata ini yang berontak. Betapa tidak angin… darah ini selalu membuatku ingin mengeluarkan amarahku. Hati ini yang tidak bisa membohongi keadaan. Jantung ini yang berdetak, yang tidak bisa menerima. Dan mata ini yang tak bisa menahan beningnya air mata.
          Angin … akan kah engkau membawa pergi semua ini, kisah ini?. Aku ikhlas, bahkan diriku senang jika kau membawa kisah ini yang tak ingin diriku jumpai lagi… 
          Terimakasih angin… kau telah memberikanku hembusan yang begitu nyaman, yang sejenak bisa melayang tanpa kisah yang begitu geram. Terimakasih…

          Hujan … dirimu datang seakan-akan dirimu peduli padaku. Dirimu yang bisa meredamkan amarahku. Hujan … begitu indah air yang kau turunkan, begitu lembut air yang terjatuh pada setiap butiran yang lama membasahi tubuh ini. Hujan … butiran airmu menyamarkan air mataku. Butiranmu … tetesanmu mampu menaklukanku …
          Hujan … terimakasih, telah menyamarkan butiran air mata ini. Mungkin dengan seperti ini aku tidak kelihatan bersedih, terimakasih. Diriku tidak mau dipandang lemah, hanya karna tetesan air mata. Terimakasih 
           terimakasih angin ... hujan ...



 HK
Bandung, indonesia ... hanya untuk saat itu yang terakhir.


so puitis so melow so soan hhaha :D
we cisss :)
                                                

Jumat, 09 Maret 2012

"Sandiwara Kau Begitu Hebat"


Bunda…
Semua ini hanya sandiwara kah?
Bukankah ini seperti pembohongan?

Aku tak mampu,
Tak mampu bunda...
Di lingkaran sandiwara

Sabar…
Menghadapi sandiwaranya?
Melayani sandiwaranya?
Tak mampu bunda…

Haruskah ku bersandiwara?
Demi menghadapinya?
Demi kebahagiaannya?
Meski lubuk hati ini sakit?

Bunda …
Mata ini tak bisa …
Tak bisa bersandiwara …
Tak bisa menahan butiran air mata

Bunda …
Hati ini tak bisa …
Tak bisa bersandiwara …
Tak bisa menahan sakit, hancurnya hati ini

Sandiwara …
Engkau begitu hebat menaklukan dunia, bahkan jagat raya sekali pun
Hebat, begitu hebat …

Benci sandiwara
Penipuan …
Pembohongan …
Semua hanya sandiwara


Hk
bandung, 10 maret 2012




Surat Untuk Sahabat (Imas Gustiani Mae Karlina)


Langkahku mendekat saat gerbang hitam membuka awal langkahku dalam sebuah cerita yang tersembunyi. Tak terasa waktu begitu cepat, sapaan, senyuman manis yang menyambutku penuh dengan kelembutan. Meski aku rasa mentari tak mampu menyinari hitamku. Tapi kegagalan ini sebuah awalku untuk melangkah, ke pilihan yang terbaik, dan ke sebuah cerita manis yang membawa kenangan dalam hati dihidupku J

            Seraut polos, kuncir dua dengan pita merah putih diantara topi formal yang berwarna biru. Terdengar jelas seseorang berbicara aba-aba pada kita siswa-siswi SMA Pasundan 2 Bandung. Tergerak hatiku lemas dibawah terik matahari, inilah awal perjalanan yang mungkin bahwa hatiku tak pernah menginginkannya. Namun, setelah semua yang telah terjalani, ku sadar inilah jalan pilihan yang terbaik. Bukan untuk kisahku, tapi kisah kecil untuk sahabat dan tempat yang telah kumiliki dalam kenangan yang tak bisa terhapus J

            Sahabatku,

            Tiga tahun begitu cepat rasanya untuk kita saling memahami. Meski aku hanya bisa membisu, dan berbicara dalam hati karena aku tak mampu mengungkapkannya. Engkau kini begitu dewasa, sangat dewasa. Detik-detik terakhir kita dapat menikmati kebahagiaan di sebuah sekolah kecil namun seperti emas. Guru-guru, orang tua kita disekolah yang selalu membuka dekapan tangannya dengan senyuman penuh haru. Pagi yang cerah mengantarkan kita kesebuah kedisiplinan yang terkadang terkantuk ataupun tak pernah ingin menjumpainya. Tapi kini kita telah berhasil.

            Tata sapa yang lembut, dengan sedikit celotehan, yang disebut guru killer ataupun guru yang menjadi idola kita. Figure ayah ataupun ibu yang selalu menjadi sisi malaikat tanpa sayap. Mereka adalah guru kita, harapan kita. Namun mereka tidaklah seseorang yang kita korbankan untuk sebuah perjuangan, tapi motivator disetiap langkah yang kita pilih.

Begitu kesal hati ini saat engkau mulai ditegur ataupun dikritik oleh celotehan yang kolot!! Tapi smua yang telah menjadi ingatan buat kita, semua itu akan menjadi sebuah kerinduan yang tak pernah bisa kita tahan saat memejamkan mata.

            Sahabat,

            Disaat kita tertawa lepas, menangis dalam do’a yang selalu menjaga dengan kehangatan dan kebersamaan. Nakalnya seorang teman, sampai ada yang tak pernah bicara sedikitpun. Semua itu begitu indah. Hari-hari disaat kita bersama, disaat kita menjadi diri kita sendiri adalah kebanggaan untuk kalian. Kini, masa depan telah didepan mata. Apakah yang bisa kita pilih itu yang terbaik?

Sahabat, semua itu adalah proses, perjalanan yang harus kita lalui. Ada saatnya kita harus begitu dewasa dalam sebuah mimpi. Ada saatnya kita harus membuka tangan disaat kita jauh dan saling membutuhkan. Aku begitu bahagia memiliki semua yang telah terkenangkan, cerita cinta, persahabatn, sampai hal-hal yang tak pentingpun. Memiliki semua sahabat seperti kelas pengkritik AC. Itu tak’kan pernah terlupa, meski awal kita tidak pernah menyapa, namun waktu itu membuat kita memiliki sebuah keluarga.

Begitu dingin…
Hati yang berawal tak saling memiliki
Waktu pergi tak ada arti
Menusuk hati ingatkan sebuah mimpi

Berharap pada senja yang berganti malam
Berangan dengan tujuan
Satu cinta pada sebuah perkenalan

Sedikit hangat,
Waktu berganti senja yang tak’kan kembali pagi
Mengikat kelingking sebuah jari
Mengukur sebuah perkenalan dalam satu cinta
Kelas yang begitu membisu

Disana kalian berdiri
Menggenggam sebuah bintang
Bintang yang penuh mimpi, bintang yang penuh arti.

Sahabat,
Jangan lepaskan..
Waktu ini tak’kan menjadi malam,
Waktu ini tak’kan mejadi harapan
Waktu ini hanyalah mimpi

Mimpi saat engkau berdiri..
Membawa bintangmu,
Tuk lihatkan kepada semua yang telah menjadi diri ini seperti ini..

Terimakasih sekolahku,
Terimakasih malaikat tak bersayap
Terimakasih sahabat
Terimaksih
Terimakasih..
Semua yang membisu..
Hari ini begitu berarti,
Untuk mengenal kalian,
Mengenal sebuah perkenalan,
Dan menyimpan kenangan ini yang penuh arti.
Dihati…


Waktu ini begitu cepat untukku belajar memahami dan menikmatinya. Kalian kini telah dewasa ada saatnya kita harus mandiri dan melakukan semua dengan keputusan dan pilihan Karena hanya tangan-tangan inilah yang akan menentukan semuanya. Semangat !!! gapai semua impianmu walau ada saatnya nanti kita merasakan terjatuh dan akan temuakan hidup yang sesungguhnya.. sukses ya ^,^

Imas Gustiani Mae Karlina
Lembang, April 2011
XII IPA 4 2011


Sabtu, 03 Maret 2012

"Si Kucing Sumput"



          Ucing sumput atau petak upet atau apalah namanya, paling hobby, paling disukai, paling.. paling.. paling laah permainan yang aku kuasai paling jagolah pas waktu kecil hha. Lah? Terus udah gedenya jago apa dong?.. jago menyimpan rahasia ckckckck.

Sayang yah… Permainan-permaian tradisional jaman baheula udah jarang dimainin, karna sekarang jaman modern kali yaa?, pada berpindah ke game, ato apalah.. yang kebanyakan berbau teknologi. Padahal, kalo permainan tradisional tu banyak manfaat banyak aspek yang bisa mempengaruhi perkembangan anak. Ya!, sebut aja.. ada motorik kasarnya, meningkatkan rasa bersosialisasi, mengembangkan aspek kognitif, mengembangkan daya imajinasi, melatih koordinasi tubuh, banyaklah. Emang sih permaian sekarang juga banyak ko manfaatnya tergantung permainannya, Cuma kalo buat maen game, mana aspek buat ningkatin sosialisasinya?. #sekilas iklan tapi jangan diabaikan hhe

          Kalo jaman dulu nih ucing sumput/ petak umpet emmmm… kalo dimaininnya pas waktu magrib keatas ga boleh, pamali katanya. Kenapa yaaa?, katanya sih nanti suka ada yang ngumpetin kita. Siapa yang ngumpetin kita emang?, ga tau!, mungkin gaib-gaib gitu hhaha.

Karna aku orangnya penasaran dan emang ga mudah percaya, yaaa jadi aku masih maen tuh petak umpet pas bada magrib hhaha ba’ong ih aku. Buktinya aku nga diumpetin ko, berarti bohong tuh cerita. Bilang aja kalo udah waktunya magrib tu ga boleh maen, gimana sih?!, jangan ada pembodohan deh hhehe.

          Eh…eh…ehhh tapi nih kata mamah, teteh, ama abang-abang aku , aku emang pernah diumpetin di lemari pas lagi tidur. Wahhhh serius?, entahlah!!! Hhe. Iyaaa katanya tuh, pas udah selesai waktu isya aku diajak bobo ama mamah, dipepende (apa yaa bahasa indonesianya?, ckckck). Aduhhh kepengen dipepende lagi hhaha #abaikan.  Nah pas lagi tidur mamah kan ikut tidur juga, tapi pas mamah kebangun akunya nga ada. Nah loh?, mamah sih mikirnya aku lagi nonton ama ayah, tappppi pas mamah liat ayah, ko akunya ga ada. Otomatis mamah panik langsung nanyain aku kemana. Lahh.. kata ayah “kan tadi tidur ama kamu?!”.

 Malem itu kayaknya rame banget orang-orang pada nyari aku hhaha. Aduhhhh maapin yaa udah ngerepotin kalian hhehe. Nah pas abang buka lemari baju, ada yang ngegubrak dibawah.. ternyata benar itu aku hhaha si abang otomatis kaget jantungnya uhhh berdegup kencang kaya abis marathon sekota bandung #hhahha lebay abaikan saja. Si abang langsung manggil-manggil semuanya kalo aku ada disini, oowww semuanya langsung kaget, nah mamahnya langsung meluk aku. Akunya sih nga sadar, maksudnya lagi tidur. Orang sibuk nyari aku ehhhh aku malah ketidur, dasar.

Pagi-pagi aku langsung diomel tuh ama mamah “kamu tuh, kalo maen petak umpet, jangan sampe kemagriban (kesorean)!, dan blablablabla…” kan aku langsung nanya “emngnya kenapa sih?!” mamahnya malah bilang pamali, yaaa yowis kalo udah dibilang pamali tuh aku nurut-nurut aja, tapi apasih pamali tuh?.

Ada nihh satu lagi cerita tentang si petak umpet. Aku kan jarang yak jadi kucing, nah aku ama temen-temen kecil tu maen petak umpetnya di kandang embe. Kandang embenya tuh ada empat, tapi yang diisii ama si embe cuma dua, nahhhhh yang kosongnya aku jadiin tempat ngumpet, disitu ada seorang temen juga.

Uhhhhh tutup hidung baunya itu lohhh pencemaran hahha, kepaksa aku ngumpet disitu. Wahhhh ada sikucingnya ngarah ke tempat ngumpet aku nihhh, ya aku langsung pindah ke tempat makan si embe dengan posisi tiarap aduhhh banyak rumput nih mana takut ada ulet lagi. Nahh karna takut ada ulet aku langsung loncat keluar, brakkkkkkk!!!!, plak!, awwwwww... tau ga?, pas aku loncat, ternyata di bawah tu ada papan yang ditengah-tengahnya tu ada batu bata. Dan pas aku loncat aku nginjek ujung papan, si ujung papan disebrang sanah langsung hantam bibir aku ampe jontor, pengen nangis tapi maluuuu >< huhuhu, akunya langsung jalan  beberapa langkah sambil sikedua tangan nutup mulut, dannnn dugggggg!, awwwww…. Pas lagi jalan ternyata ada cangkul tu didepan yang keinjek dan langsung nonjok perut. Haduuuh dua kali sakit dalam satu permainan, tapi jadi kepengen lagi kalo inget hhaha J

Itu ceritaku apa ceritamu? Hihi J

Jumat, 02 Maret 2012

"Berkerudung Kah?"


         Niat awal diriku untuk berkerudung yaitu ketika masuk perguruan tinggi. “Kenapa harus perguruan tinggi? Apa bedanya berkerudung sebelum dan sesudah memasuki perguruan tinggi? Emangnya pada saat masuk perguruan tinggi umurmu masih ada? Bagaimana jika kesempatan untuk berkerudung saat masuk perguruan tinggi dirimu sudah tidak didunia lagi, apakah memohon dengan meminta-minta agar bisa hidup lagi?...” Pertanyaan itu sebenarnya sangat mudah jika saya orang yang pintar berargumentasi untuk menjawab pertanyaan dari seorang guru SMAku. Aku merasa kikuk ketika diberikan pertanyaan seperti itu, aku hanya membalas dengan senyum atas pertannya itu, padahal pertanyaannya tidak seberapa.
            Taukah? Pertanyaan itu membuat diriku gelisah, terserah mau dibilang lebay juga hhe karna buktinya itulah yang aku rasakan.
            Hei?!!! Ternyata tema “berkerudung” dihidupku seakan-akan menghantui. Oke untuk mengurangi rasa gelisahku dan rasa menghantui aku punya ide. Karna setiap hari jum’at disekolah SMA wajib memakai kerudung. Aku pake kerudungnya mencoba dengan rapi dari rumah sampai pulang, kan biasanya tu pake ngedadak dan pulang sikerudungnya pun dibuka, Hemmmm dasar, ehhh iya model kerudungnya pun yang siponinya dikeluarin gile pisan. #abaikan
            Halah… ternyata memperbaiki sikap saat berkerudung banyak banget yang ngomong “hen kamu cocok tuh dikerudung, rapi lagi!”, hemmm seneng sih, tapi heyyy… itu membuat aku semakin gelisah. Belum lagi kalo nonton, ngobrol, dijalan, banyak banget orang yang ceritanya bertemakan “berkerudung”. Hey?!!! Apakah ini pertanda hidayah dari Allah? #gaya hidayah dan abaikan,  agar aku berkerudung dari sekarang?, sepertinya begitu!.
Katanya Allah itu selalu memberikan Hidayah pada setiap umatnya. Orang-orang tertentu (bukan karna pintar agama, pintar penegetahuan, berpindidikan atau apapun, tapi orang yang pintar menyikapi hidup yang bisa menerima hidayah) yang bisa menerima hidayah itu, dan jika orang tersebut mendapatkan hidayah dan diimplikasikan dalam hidupnya berkah dari hidayah itu sangat akan melimpah. #sekedar iklan info dan katanya.
Bismilah… tidak ada salahnya aku berkerudung dari sekarang, malah lebih cepat lebih baik. Mungkin berkerudungku masih dalam tingkat dasar, aku tingkatkan lagi deh. Kalo ditanya apa emangnya niat kamu sampe berkerudung?, banyak banget alasan aku berkerudung, engga hanya karna ada rasa gelisah, dan menangkis kegelisahanku dengan akhirnya berkerudung, bukan. Tapi salah satunya aku coba niatkan untuk mencapai ridho Allah dan karna Allah, bismilah…
Teman… banyak banget berkah berkerudung/berjilbab yang aku dapet. Aku juga ga mau kalo hanya berkerudung menutupi aurat tanpa didampingi dengan beribadah, percuma!. Salah satu berkah yang aku dapet diterima di PTN, alhamdulilah bisa berkurban sendiri, dapet beasiswa, dan masih banyak hal-hal kecil yang itu adalah berkah yang sangatlah sangat sangat …
Teman jangan anggap berkah yang aku tuturkan itu adalah kesombonganku, tapi aku ingin (khususnya akhwat yang sedang gelisah dalam berkerudung) membuktikan bahwa berkah dari apa yang kita lakukan itu bener-benar ada nyatanya!.
Banyak pengalaman dan tentunya berkah pra, pasca, sekang ini, nanti saat berkerudung. Semoga pengalaman aku bisa memberikan kontribusi buat para akhwat khusnya. Terimakasih J